Rabu, 22 Februari 2017

ABSTRAK PTK

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE RESITASI DAN DISKUSI SISWA KELAS V SDN 6 TULAKAN KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN JEPARA TAHUN 20016/2017


Sigit Budi Santosa, S.Pd. SD
SD N 6 TULAKAN

ABSTRAK
          Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut (tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut (1) Mengetahui bagaimana penerapan metode diskusi dan resitasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa (2) Mengetahui apakah dengan adanya penerapan metode diskusi dan resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci      : Motivasi Belajar, Diskusi,Resistensi.



PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoligi saat ini, mempercepat laju perkembangan ekonomi dan industri, yang mempunyai implikasi penting terhadap dunia pendidikan. Salah satu dampak pertumbuhan ekonomi yang paling nyata dirasakan yaitu menyangkut lapangan kerja, baik dilihat dari kebutuhan masyarakat maupun kemampuan dalam menyiapkan tenaga kerja.
Dalam hubungannya dengan masalah penyiapan tenaga kerja, yang dihadapi di lapangan adalah rendahnya mutu tenaga kerja di negara kita. Banyak variabel yang turut mempengaruhi mutu tenaga kerja, biasanya kondisi fisik, kualitas pendidikan dan etos kerja sangat dominan dalam menentukan produktivitas tenaga kerja.
Dimana dalam fenomena di masyarakat saat ini sering disorot bahwa para lulusan yang mencari kerja ternyata tidak memiliki kualifikasi sebagaimana yang disyaratkan dalam praktek kerja. Hal ini yang menjadi penyebab banyaknya sorotan negatif yang ditunjukkan pada kualitas pendidikan nasional saat ini dan diindikasikan banyaknya lulusan dari dunia pendidikan tidak mampu memiliki kualifikasi yang diharapkan. (Usman, 2001)
Dengan demikian kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung dimasa kini.
Pendidikan yang bermutu/berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang bermutu/berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan mutu sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya peningkatan mutu sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah, peran tenaga kependidikan yang meliputi : tenaga pendidik, pengelola satuan pendidik, penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang Handal . Tenaga kependidikan/guru yang Handal adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup, mampu dan cakap dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang, maupun sesudah pelajaran berlangsung (Combs, 1984 : 11-13). Untuk memainkan peranan dan melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan profesional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa bertumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.
E. Metode Diskusi
a. Pengertian Metode Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat terjadi jika semuanya aktif dan tidak ada yang pasif sebagai pendengar.
Menurut Nana Sudjana, metode diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
Sedangkan menurut Suryosubroto (1997 : 179) metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun beberapa alternatif pemecahan suatu masalah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah suatu metode yang dilakukan oleh  dua orang atau lebih dengan saling tukar pendapat atau ide, pengalaman, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Fungsi Metode Diskusi
Di dalam buku Matodik Khusus Pengajaran Agama Islam, adapun fungsi diskusi antara lain :
a.       Untuk merangsang murid-murid berfikir dan mengeluarkan pendapat-pendapatnya sendiri, serta ikut menyumbangkan fikiran-fikiran dalam masalah bersama.
b.      Untuk mengambil satu jawaban aktual atau suatu rangkaian yang didasarkan atas pertimbangan yang sesama.
Sedangkan tujuan penggunaan diskusi dalam proses belajar mengajar di kelas, disamping sebagai alat untuk mencapai tujuan instruksional, juga dimaksudkan untuk memperoleh berbagai keuntungan yang lain. Keuntungan-keuntungan itu antara lain : siswa dapat saling urun informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka, dapat mengembangkan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi, serta keterlibatannya dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dapat meningkat (JJ. Hasibuan, 2004 : 66).
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi diskusi yaitu untuk memberikan dorongan (stimulus) kepada siswa, sehingga dapat memberi pendapat, ide, pemikiran yang berguna bagi pemecahan masalah. Sedangkan tujuan penggunaan metode diskusi adalah untuk melatih dan membina aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam hal penyampaian pendapat dan pikiran sehingga siswa terbiasa menyelesaikan sendiri permasalahan yang dihadapi baik permasalahan individu maupun kelompok.
c. Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi adalah :
1. Persiapan dan perencanaan diskusi
§  Tujuan diskusi harus jelas agar pengarahan diskusi lebih terjamin
§  Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu yang jumlahnya harus disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri
§  Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas
§  Waktu dan tempat diskusi harus tepat sehingga tidak akan berlarut-larut
2. Pelaksanaan diskusi
§  Membuat struktur kelompok (ketua, sekretaris, anggota)
§  Pembagian tugas dalam diskusi
§  Mendorong seluruh anggota untuk berpartisipasi
§  Mencatat ide atau saran yang penting
§  Menghargai setiap pendapat peserta lain
§  Menciptakan situasi yang menyenangkan
3. Tindak lanjut diskusi
§  Membuat hasil atau kesimpulan
§  Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya
§  Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi mendatang
Berhasil tidaknya diskusi tergantung pada beberapa faktor sebagai berikut :
§  Kepandaian dan kelincahan pimpinan diskusi
§  Jelas tidaknya masalah dan tujuan yang dirumuskan
§  Partisipasi dari setiap anggota
§  Terciptanya situasi yang mendorong jalannya diskusi
§  Mengusahakan masalah supaya cukup problematik dan merangsang siswa untuk berfikir
Dari penjelasan di atas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa dalam pengunaan metode diskusi seseorang harus melalui langkah-langkah yaitu persiapan, pelaksanaan diskusi dan tindak lanjut diskusi. Diskusi akan berjalan dengan lancar dan baik tidaknya tergantung pada pimpinan atau ketua diskusi melainkan masalah yang didiskusikan harus menarik partisipasi peserta diskusi serta situasi pada waktu pelaksanaan diskusi.



d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
Setiap metode yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian juga halnya dengan metode diskusi.
Adapun kelebihan metode diskusi adalah sebagai berikut :
  • Suasana kelas lebih hidup sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang akan didiskusikan.
  • Dapat memunculkan kreatifitas, ide, prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
  • Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa karena mereka mengikuti proses berpikir sebelum sampai pada suatu kesimpulan.
  • Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah.
  • Membantu murid untuk mengambil keputusan yang tepat dan lebih baik
  • Tidak terjebak ke dalam pemikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit, dengan diskusi seseorang dapat mempertimbangkan alasan pemikiran orang lain.
Sedangkan kelemahan atau kekurangan metode diskusi adalah sebagai berikut :
  • Kemungkinan ada siswa yang tidak aktif sehingga diskusi baginya hanyalah merupakan kesempatan untuk melepaskan tanggung jawab
  • Sulit menduga hasil yang dicapai karena waktu yang diperlukan untuk pembahasan diskusi cukup panjang.
Untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan metode ini maka diperlukan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  • Pimpinan diskusi diberikan kepada siswa dan diatur secara bergiliran
  • Pimpinan yang diberikan kepada siswa perlu adanya bimbingan dari pihak guru
  • Guru mengusahakan agar seluruh siswa ikut aktif berpartisipasi dalam berdiskusi
  • Mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran atau kesempatan berbicara sementara siswa lain belajar mendengarkan pendapat temannya
  • Mengoptimalkan waktu yang ada supaya tercapai hasil yang diinginkan

F. Metode Resitasi
a. Pengertian Metode Resitasi
Yang dimaksud dengan metode resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, yang mana kegiatan itu dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah ataupun dimana saja asal tugas itu dapat diselesaikan.
Menurut Roestiyah dikatakan bahwa resitasi adalah suatu metode dengan cara menyusun laporan sebagai hasil dari apa yang dipelajari. Resitasi (penugasan) dapat berupa perintah kemudian siswa mempelajari bersama teman atau sendiri untuk menyusun laporan atau resume kemudian keesokan harinya hasil laporan didiskusikan dengan seluruh siswa di kelas.
Metode resitasi biasanya diberikan atau digunakan oleh guru dengan tujuan agar siswa itu memiliki hasil belajar yang lebih matang, dan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Resitasi diberikan untuk memperoleh pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas dan juga dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan serta ketrampilan siswa di sekolah melalui kegiatan luar sekolah.
Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah (PR), tetapi sebenarnya metode ini terdiri dari tiga fase, antara lain :
1)      Pendidik memberi tugas
2)      Anak didik melaksanakan tugas (belajar)
3)      Siswa mepertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari (resitasi)
Penerapan metode resitasi (tugas), diberikan dengan harapan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih matang, karena siswa mengerjakan latihan-latihan selama melaksanakan tugas tersebut, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Dan dengan metode ini diharapkan siswa dapat belajar bebas tapi bertanggung jawab, dan anak didik akan berpengalaman, dan bisa mengetahui berbagai kesulitan. Dengan metode ini siswa mendapatkan kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil siswa yang lain, menarik anak didik agar belajar lebih baik, punya tanggung jawab dan berdiri sendiri (Roestiyah. NK, 1989).
Metode resitasi ini diberikan untuk merangsang anak agar tekun, rajin,dan giat belajar sehingga pada saat kegiatan belajar mengajar mereka sudah siap sebelumnya. Selain itu metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu yang ada terlalu sedikit, dalam artian banyak bahan tapi waktu kurang seimbang. Agar bahan yang diberikan dapat sesuai dengan waktu yang ada metode ini dapat digunakan. Metode resitasi (tugas) dapat berupa anatara lain :
1)      Menyusun karya tulis
2)      Menyusun laporan mengenai bahan bacaan atau menyusun berita
3)      Menjawab pertanyaan yang ada dalam buku
4)      Tugas lain yang dapat menunjang keberhasilan siswa
Pemberian tugas atau resitasi dapat diberikan di awal pelajaran atau di akhir pelajaran, baik itu secara individu atau secara kelompok, di dalam kelas atau di luar kelas. Dalam pemberian tugas atau resitasi ini agar dapat berhasil dalam pelaksanaannya, maka seorang guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1)      Tugas itu harus jelas dan tegas
2)      Suatu tugas harus disertai dengan penjelasan tentang yang akan dihadapi
3)      Tugas harus berhubungan dengan yang anak pelajari
4)      Tugas harus berhubungan atau disesuaikan dengan minat siswa
5)      Tugas harus disesuikan dengan waktu yang dimiliki oleh siswa, dan sebagainya
Selain beberapa poin di atas yang harus diperhatikan oleh guru yaitu setiap pemberian tugas diharapkan agar mengecek tugas yang diberikan, sudah dikerjakan atau belum, kemudian dievaluasikan untuk memotivasi siswa dan mengetahui hasil kerja siswa. Dengan demikian siswa dapat bertanggungjawab terhadap tugasnya, selain itu siswa dapat lebih termotivasi untuk mempelajari materi yang akan disampaikan, sehingga ketika menerima pelajaran ia sudah siap dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dan sesuai dengan apa yang diinginkan.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi
Dalam penggunaan suatu metode itu pasti tidak akan lepas dari suatu kekurangan atau kelebihan, begitu juga metode ini.
Adapun kelebihan metode resitasi adalah sebagai berikut :
§  Pengetahuan siswa akan lebih luas dan sifat verbalismenya akan semakin berkurang
§  Siswa lebih mendalam dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan jiwanya
§  Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individu atau kelompok
§  Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru
§  Dapat menumbuhkan kreatifitas, usaha, tanggung jawab, dan sikap mandiri, serta memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa
Sedangkan kelemahan/kekurangan metode resitasi adalah sebagai berikut :
§  Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan masing-masing individu
§  Siswa sulit dikontrol, apakah benar siswa mengerjakan tugas sendiri atau orang lain yang mengerjakan
§  Khusus untuk tugas kelompok tidak jarang yang aktif, mengerjakan dan menjelaskan hanya anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik
§  Sering memberikan tugas yang monoton, dan menimblkan kejenuhan pada siswa

METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart  (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan yang diperoleh dari hasil observasi awal tentang kemampuan guru dalam guru dalam membuat dan menggunakan media  pembelajaran.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat dimana suatu penelitian dilaksanakan guna  memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SD Negeri 6 Tulakan Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui 5 tahap, yaitu, (1) tahap perencanaan, (2) tahap persiapan, dan (3) tahap pelaksanaan, (4) tahap pengolahan data, dan (5) penyusunan Laporan.


Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengolah data yang telah terkumpul, memerlukan strategi analisa data yang tepat. Hal tersebut dilakukan sehubungan dengan kemampuan penulis untuk mengolah data yang ada dan jenis data yang dapat diperoleh. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah secara statistik. Adapun rumus statistik sebagai berikut :
1.      Untuk analisis angket digunakan  rumus statistik rata rata
2.      Untuk lembar observasi
a.    Lembar observasi pengolahan KBM, Untuk menghitung lembar observasi KBM digunakan rumus sebagai berikut:
                 
                   Dimana: P1 = pengamat 1 dan P2 = pengamat 2
b.   Lembar observasi
Untuk menghitung lembar observasi kegiatan digunakan rumus sebagai berikut:
                        dengan      
                        dimana:           %         = Persentase pengamatan
                                                        = Rata-rata                 
                                                   = Jumlah rata-rata
                                                P1         = Pengamat 1
                                                P2         = Pengamat 2

PEMBAHASAN
     Mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang di dalamnya mencakup pelajaran memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam kenyataan yang ada di lapangan mata peljaran PKn dewasa ini mutunya masih rentan karena belum mencapai target yang diinginkan secara memadai. Hal ini disebabkan oleh kesulitan siswa dalam memahami materi yang sukar diterima. Selain itu metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar masih terpaku pada buku-buku pelajaran.
Peneliti melakukan penelitian dikhususkan pada materi pelajaran PKn. Keadaan dalam kelas ini pada awalnya kurang dapat memahami materi PKn dengan baik.
Dari fenomena itu guru berinisiatif untuk mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi, hal ini diharapkan siswa dapat bekerja sama dengan yang lain, dengan demikian akan lebih mudah untuk memahami materi pelajaran PKn.
Selain itu dengan berdiskusi suasana kelas lebih hidup sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang akan didiskusikan. Dapat memunculkan kreativitas, ide, prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya. Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa karena mereka mengikuti proses berfikir sebelum sampai pada suatu kesimpulan.
  



DAFTAR PUSTAKA
-----------. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Akksara.
Abdul Ghafur. 1980. Desain Instruksional. Solo : Tiga Serangkai.
Ardana, Wayan. 1980. Beberapa Metode Statistik untuk Keperlian Penelitian Pendidikan. Malang : Swadaya.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta : Rineka Cipta.
------------. 1992. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
------------. 1986.  Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
------------. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud. Ditjen Dikti.
------------. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bina Aksara.
Bahri Syaiful Djamara. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : UN.
Combs, Arthur W.1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc, Boston.
Darajat Zakiyah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum SLTP 1994, Landasan Program Pengajaran Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum. Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif. Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sinar Baru : Bandung.
-----------. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Hasibuan JJ dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remandja Karya.
Hasibuan JJ dan Sulthoni. 2004. Kemampuan Dasar Mengajar. Departemen Pendidikan-Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Pendidikan.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Mursell, James L. Successful Teaching (terjemahan). Bandung : Jemmars.
Roestiyah N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta : PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Soeratno dan Arsyat, Lincolin. 1988. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : BPFE.
Sudjana, Nana. 1984. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar BaruAlgensido.
Sunaryo. 1999. Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang : IKIP.
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Andi Offset.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syaiful, Bachri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Berinteraksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Wasty Soemanto. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Wetherington H.C and W.H Walt Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar (terjemahan). Bandung : Jemmars.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar