UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MELALUI METODE RESITASI DAN DISKUSI SISWA KELAS V SDN 6 TULAKAN KECAMATAN
DONOROJO KABUPATEN JEPARA TAHUN 20016/2017
Sigit Budi Santosa, S.Pd. SD
SD N 6 TULAKAN
ABSTRAK
Tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut (tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut (1) Mengetahui bagaimana penerapan metode diskusi dan resitasi
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa (2) Mengetahui apakah dengan adanya penerapan metode diskusi dan
resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Diskusi,Resistensi.
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoligi saat ini,
mempercepat laju perkembangan ekonomi dan industri, yang mempunyai implikasi
penting terhadap dunia pendidikan. Salah satu dampak pertumbuhan ekonomi yang
paling nyata dirasakan yaitu menyangkut lapangan kerja, baik dilihat dari
kebutuhan masyarakat maupun kemampuan dalam menyiapkan tenaga kerja.
Dalam hubungannya dengan masalah penyiapan tenaga
kerja, yang dihadapi di lapangan adalah rendahnya mutu tenaga kerja di negara
kita. Banyak variabel yang turut mempengaruhi mutu tenaga kerja, biasanya
kondisi fisik, kualitas pendidikan dan etos kerja sangat dominan dalam
menentukan produktivitas tenaga kerja.
Dimana dalam fenomena di masyarakat saat ini sering
disorot bahwa para lulusan yang mencari kerja ternyata tidak memiliki
kualifikasi sebagaimana yang disyaratkan dalam praktek kerja. Hal ini yang
menjadi penyebab banyaknya sorotan negatif yang ditunjukkan pada kualitas
pendidikan nasional saat ini dan diindikasikan banyaknya lulusan dari dunia
pendidikan tidak mampu memiliki kualifikasi yang diharapkan. (Usman, 2001)
Dengan demikian kualitas pendidikan, sebagai salah
satu pilar pengembangan sumber daya manusia yang bermakna, sangat penting bagi
pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada
keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung dimasa kini.
Pendidikan yang bermutu/berkualitas hanya akan muncul
dari sekolah yang bermutu/berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan mutu
sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas
demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya
peningkatan mutu sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti,
kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah, peran tenaga
kependidikan yang meliputi : tenaga pendidik, pengelola satuan pendidik,
penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan
sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang Handal . Tenaga kependidikan/guru yang Handal adalah tenaga
pendidik/guru yang sanggup, mampu dan cakap dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu
anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas,
membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang, maupun sesudah pelajaran
berlangsung (Combs, 1984 : 11-13). Untuk memainkan peranan dan melaksanakan
tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan profesional yang
tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru
perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik
cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa bertumbuh sesuai dengan
potensinya masing-masing.
E. Metode Diskusi
a. Pengertian Metode Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar
mengajar yang dilakukan seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat terjadi jika semuanya aktif dan
tidak ada yang pasif sebagai pendengar.
Menurut Nana Sudjana, metode diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar
informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud
untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang
sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
Sedangkan menurut Suryosubroto (1997 : 179)
metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi
kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun beberapa alternatif pemecahan suatu masalah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
metode diskusi adalah suatu metode yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan saling tukar
pendapat atau ide, pengalaman, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Fungsi Metode Diskusi
Di dalam buku Matodik Khusus Pengajaran Agama Islam,
adapun fungsi diskusi antara lain :
a. Untuk merangsang murid-murid berfikir dan mengeluarkan
pendapat-pendapatnya sendiri, serta ikut menyumbangkan fikiran-fikiran dalam
masalah bersama.
b. Untuk mengambil satu jawaban aktual atau suatu
rangkaian yang didasarkan atas pertimbangan yang sesama.
Sedangkan tujuan penggunaan diskusi dalam proses
belajar mengajar di kelas, disamping sebagai alat untuk mencapai tujuan
instruksional, juga dimaksudkan untuk memperoleh berbagai keuntungan yang lain.
Keuntungan-keuntungan itu antara lain : siswa dapat saling urun informasi atau
pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan
oleh mereka, dapat mengembangkan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi,
serta keterlibatannya dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dapat meningkat
(JJ. Hasibuan, 2004 : 66).
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa fungsi diskusi yaitu untuk memberikan dorongan (stimulus) kepada siswa,
sehingga dapat memberi pendapat, ide, pemikiran yang berguna bagi pemecahan
masalah. Sedangkan tujuan penggunaan metode diskusi adalah untuk melatih dan
membina aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam hal penyampaian
pendapat dan pikiran sehingga siswa terbiasa menyelesaikan sendiri permasalahan
yang dihadapi baik permasalahan individu maupun kelompok.
c. Langkah-langkah Penggunaan Metode
Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
metode diskusi adalah :
1. Persiapan dan perencanaan diskusi
§ Tujuan diskusi harus jelas agar pengarahan diskusi
lebih terjamin
§ Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu
yang jumlahnya harus disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri
§ Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan
harus jelas
§ Waktu dan tempat diskusi harus tepat sehingga tidak
akan berlarut-larut
2. Pelaksanaan diskusi
§ Membuat struktur kelompok (ketua, sekretaris, anggota)
§ Pembagian tugas dalam diskusi
§ Mendorong seluruh anggota untuk berpartisipasi
§ Mencatat ide atau saran yang penting
§ Menghargai setiap pendapat peserta lain
§ Menciptakan situasi yang menyenangkan
3. Tindak lanjut diskusi
§ Membuat hasil atau kesimpulan
§ Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi
seperlunya
§ Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi untuk
dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi mendatang
Berhasil tidaknya diskusi tergantung pada beberapa
faktor sebagai berikut :
§ Kepandaian dan kelincahan pimpinan diskusi
§ Jelas tidaknya masalah dan tujuan yang dirumuskan
§ Partisipasi dari setiap anggota
§ Terciptanya situasi yang mendorong jalannya diskusi
§ Mengusahakan masalah supaya cukup problematik dan
merangsang siswa untuk berfikir
Dari penjelasan di atas penulis dapat memberikan
kesimpulan bahwa dalam pengunaan metode diskusi seseorang harus melalui
langkah-langkah yaitu persiapan, pelaksanaan diskusi dan tindak lanjut diskusi.
Diskusi akan berjalan dengan lancar dan baik tidaknya tergantung pada pimpinan
atau ketua diskusi melainkan masalah yang didiskusikan harus menarik
partisipasi peserta diskusi serta situasi pada waktu pelaksanaan diskusi.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode
Diskusi
Setiap metode yang dipakai dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian juga halnya
dengan metode diskusi.
Adapun kelebihan metode diskusi adalah sebagai berikut
:
- Suasana
kelas lebih hidup sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada
masalah yang akan didiskusikan.
- Dapat
memunculkan kreatifitas, ide, prestasi kepribadian individu seperti
toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
- Kesimpulan
hasil diskusi mudah dipahami siswa karena mereka mengikuti proses berpikir
sebelum sampai pada suatu kesimpulan.
- Siswa
dilatih belajar untuk mematuhi peraturan dan tata tertib layaknya dalam
suatu musyawarah.
- Membantu
murid untuk mengambil keputusan yang tepat dan lebih baik
- Tidak
terjebak ke dalam pemikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh
prasangka dan sempit, dengan diskusi seseorang dapat mempertimbangkan
alasan pemikiran orang lain.
Sedangkan kelemahan atau kekurangan metode diskusi adalah
sebagai berikut :
- Kemungkinan
ada siswa yang tidak aktif sehingga diskusi baginya hanyalah merupakan
kesempatan untuk melepaskan tanggung jawab
- Sulit
menduga hasil yang dicapai karena waktu yang diperlukan untuk pembahasan
diskusi cukup panjang.
Untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan metode ini
maka diperlukan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Pimpinan
diskusi diberikan kepada siswa dan diatur secara bergiliran
- Pimpinan
yang diberikan kepada siswa perlu adanya bimbingan dari pihak guru
- Guru
mengusahakan agar seluruh siswa ikut aktif berpartisipasi dalam berdiskusi
- Mengusahakan
supaya semua siswa mendapat giliran atau kesempatan berbicara sementara
siswa lain belajar mendengarkan pendapat temannya
- Mengoptimalkan
waktu yang ada supaya tercapai hasil yang diinginkan
F. Metode Resitasi
a. Pengertian Metode Resitasi
Yang dimaksud dengan metode resitasi atau penugasan
adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar, yang mana kegiatan itu dapat dilakukan di dalam
kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah ataupun
dimana saja asal tugas itu dapat diselesaikan.
Menurut Roestiyah dikatakan bahwa resitasi
adalah suatu metode dengan cara menyusun laporan sebagai hasil dari apa yang
dipelajari. Resitasi (penugasan) dapat berupa perintah kemudian siswa
mempelajari bersama teman atau sendiri untuk menyusun laporan atau resume
kemudian keesokan harinya hasil laporan didiskusikan dengan seluruh siswa di
kelas.
Metode resitasi biasanya diberikan atau digunakan oleh
guru dengan tujuan agar siswa itu memiliki hasil belajar yang lebih matang, dan
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Resitasi diberikan untuk memperoleh
pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas dan juga dapat memperluas dan
memperkaya pengetahuan serta ketrampilan siswa di sekolah melalui kegiatan luar
sekolah.
Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan
sebutan pekerjaan rumah (PR), tetapi sebenarnya metode ini terdiri dari tiga
fase, antara lain :
1) Pendidik memberi tugas
2) Anak didik melaksanakan tugas (belajar)
3) Siswa mepertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari
(resitasi)
Penerapan metode resitasi (tugas), diberikan dengan
harapan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih matang, karena siswa mengerjakan
latihan-latihan selama melaksanakan tugas tersebut, sehingga pengalaman siswa
dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Dan dengan metode ini
diharapkan siswa dapat belajar bebas tapi bertanggung jawab, dan anak didik
akan berpengalaman, dan bisa mengetahui berbagai kesulitan. Dengan metode ini
siswa mendapatkan kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil siswa yang
lain, menarik anak didik agar belajar lebih baik, punya tanggung jawab dan
berdiri sendiri (Roestiyah. NK, 1989).
Metode resitasi ini diberikan untuk merangsang anak
agar tekun, rajin,dan giat belajar sehingga pada saat kegiatan belajar mengajar
mereka sudah siap sebelumnya. Selain itu metode ini diberikan karena dirasakan
bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu yang ada terlalu sedikit, dalam
artian banyak bahan tapi waktu kurang seimbang. Agar bahan yang diberikan dapat
sesuai dengan waktu yang ada metode ini dapat digunakan. Metode resitasi
(tugas) dapat berupa anatara lain :
1) Menyusun karya tulis
2) Menyusun laporan mengenai bahan bacaan atau menyusun
berita
3) Menjawab pertanyaan yang ada dalam buku
4) Tugas lain yang dapat menunjang keberhasilan siswa
Pemberian tugas atau resitasi dapat diberikan di awal
pelajaran atau di akhir pelajaran, baik itu secara individu atau secara
kelompok, di dalam kelas atau di luar kelas. Dalam pemberian tugas atau
resitasi ini agar dapat berhasil dalam pelaksanaannya, maka seorang guru harus
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1) Tugas itu harus jelas dan tegas
2) Suatu tugas harus disertai dengan penjelasan tentang
yang akan dihadapi
3) Tugas harus berhubungan dengan yang anak pelajari
4) Tugas harus berhubungan atau disesuaikan dengan minat
siswa
5) Tugas harus disesuikan dengan waktu yang dimiliki oleh
siswa, dan sebagainya
Selain beberapa poin di atas yang harus diperhatikan
oleh guru yaitu setiap pemberian tugas diharapkan agar mengecek tugas yang
diberikan, sudah dikerjakan atau belum, kemudian dievaluasikan untuk memotivasi
siswa dan mengetahui hasil kerja siswa. Dengan demikian siswa dapat
bertanggungjawab terhadap tugasnya, selain itu siswa dapat lebih termotivasi
untuk mempelajari materi yang akan disampaikan, sehingga ketika menerima
pelajaran ia sudah siap dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dan sesuai
dengan apa yang diinginkan.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode
Resitasi
Dalam penggunaan suatu metode itu pasti tidak akan
lepas dari suatu kekurangan atau kelebihan, begitu juga metode ini.
Adapun kelebihan metode resitasi adalah sebagai
berikut :
§ Pengetahuan siswa akan lebih luas dan sifat
verbalismenya akan semakin berkurang
§ Siswa lebih mendalam dan mengalami sendiri pengetahuan
yang dicarinya, sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan
jiwanya
§ Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas
belajar individu atau kelompok
§ Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar
pengawasan guru
§ Dapat menumbuhkan kreatifitas, usaha, tanggung jawab,
dan sikap mandiri, serta memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa
Sedangkan kelemahan/kekurangan metode resitasi
adalah sebagai berikut :
§ Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan
masing-masing individu
§ Siswa sulit dikontrol, apakah benar siswa mengerjakan
tugas sendiri atau orang lain yang mengerjakan
§ Khusus untuk tugas kelompok tidak jarang yang aktif,
mengerjakan dan menjelaskan hanya anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang
lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik
§ Sering memberikan tugas yang monoton, dan menimblkan
kejenuhan pada siswa
METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai
dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu
berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan
reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang
sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan yang
diperoleh dari hasil observasi awal tentang kemampuan guru dalam guru dalam
membuat dan menggunakan media
pembelajaran.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
penelitian adalah tempat dimana suatu penelitian dilaksanakan guna memperoleh data yang diinginkan. Penelitian
ini bertempat di SD Negeri 6 Tulakan Kecamatan Donorojo Kabupaten
Jepara. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian
atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
Prosedur Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan melalui 5 tahap, yaitu, (1) tahap perencanaan, (2) tahap
persiapan, dan (3) tahap pelaksanaan, (4) tahap pengolahan data, dan (5)
penyusunan Laporan.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengolah data yang telah
terkumpul, memerlukan strategi analisa data yang tepat. Hal tersebut dilakukan
sehubungan dengan kemampuan penulis untuk mengolah data yang ada dan jenis data
yang dapat diperoleh. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah secara
statistik. Adapun rumus statistik sebagai berikut :
1.
Untuk analisis angket digunakan rumus statistik rata rata
2.
Untuk lembar observasi
a. Lembar observasi
pengolahan KBM, Untuk menghitung lembar observasi KBM digunakan rumus sebagai
berikut:
Dimana: P1 = pengamat 1 dan P2
= pengamat 2
b. Lembar observasi
Untuk
menghitung lembar observasi kegiatan digunakan rumus sebagai berikut:
dengan
dimana: % =
Persentase pengamatan
=
Rata-rata
= Jumlah
rata-rata
P1
= Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
PEMBAHASAN
Mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran
yang di dalamnya mencakup pelajaran memahami, menghayati, dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam kenyataan yang ada di lapangan mata
peljaran PKn dewasa ini mutunya masih rentan karena belum mencapai target yang
diinginkan secara memadai. Hal ini disebabkan oleh kesulitan siswa dalam
memahami materi yang sukar diterima. Selain itu metode yang digunakan dalam
proses belajar mengajar masih terpaku pada buku-buku pelajaran.
Peneliti melakukan penelitian dikhususkan pada materi pelajaran
PKn. Keadaan dalam kelas ini pada awalnya kurang dapat memahami materi PKn
dengan baik.
Dari fenomena itu guru berinisiatif untuk mengelompokkan
siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi, hal ini diharapkan siswa
dapat bekerja sama dengan yang lain, dengan demikian akan lebih mudah untuk
memahami materi pelajaran PKn.
Selain itu dengan berdiskusi suasana kelas lebih hidup
sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang akan
didiskusikan. Dapat memunculkan kreativitas, ide, prestasi kepribadian individu
seperti toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan
sebagainya. Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa karena mereka
mengikuti proses berfikir sebelum sampai pada suatu kesimpulan.
DAFTAR
PUSTAKA
-----------. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta
: Bina Akksara.
Abdul Ghafur. 1980. Desain Instruksional. Solo : Tiga
Serangkai.
Ardana, Wayan. 1980. Beberapa Metode Statistik untuk
Keperlian Penelitian Pendidikan. Malang : Swadaya.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara
Manusiawi. Jakarta : Rineka Cipta.
------------. 1992. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara.
------------. 1986. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
------------. 1989. Penilaian Program Pendidikan.
Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud. Ditjen Dikti.
------------. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Bina Aksara.
Bahri Syaiful Djamara. 1994. Prestasi Belajar dan
Kompetensi Guru. Surabaya : UN.
Combs, Arthur W.1984. The Profesional Education of
Teachers. Allin and Bacon, Inc, Boston.
Darajat Zakiyah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam
Interaktif Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum SLTP
1994, Landasan Program Pengajaran Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum.
Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Guru dan Anak Didik dalam
Interaktif Edukatif. Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yayasan
Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar.
Sinar Baru : Bandung.
-----------. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. PT.
Bumi Aksara. Jakarta
Hasibuan JJ dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Remandja Karya.
Hasibuan JJ dan Sulthoni. 2004. Kemampuan Dasar Mengajar.
Departemen Pendidikan-Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Pendidikan.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Mursell, James L. Successful Teaching (terjemahan).
Bandung : Jemmars.
Roestiyah N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Bina Aksara
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model-model
Pembelajaran. Jakarta : PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Soeratno dan Arsyat, Lincolin. 1988. Metodologi Penelitian
untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : BPFE.
Sudjana, Nana. 1984. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar BaruAlgensido.
Sunaryo. 1999. Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan
Sosial. Malang : IKIP.
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta : Andi Offset.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.
Jakarta : PT Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu
Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syaiful, Bachri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam
Berinteraksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Wasty Soemanto. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta :
PT Rineka Cipta
Wetherington H.C and W.H Walt Burton. 1986. Teknik-teknik
Belajar dan Mengajar (terjemahan). Bandung : Jemmars.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar